Keterangan tulisan pada gambar:
Bisang: Seekor Bisang berdiri tegak dengan
kaki belakang menghadap ke samping kanan;mengarah ke timur, kearah matahari
terbit.
Lingkaran orange: melambangkan cangkir
kaluku dari posisi atas, dan lingkaran berwarna coklat di dalamnya melambangkan
kopi bisang.
Tambahan:
-
*Kepala bisang mengarah ke huruf A yang merupakan abjad paling
pertama pada Alphabet Kepala bisang mengarah ke huruf A juga
menandai potongan kata ANG, pada kata BISANG yang merupakan potongan kata
U-ANG
-
*Lekukan ekor bisang pada bagian bawah mengarah pada huruf H yang
merupakan huruf ke 8 pada abjad, dan jika ditambahkan dengan huruf A
(pada kepala bisang) yang merupakan huruf pertama (1) maka hasilnya: A+H
= 1+8 = 9. Sembilan adalah angka tertinggi pada numerik
-
* Selain jika huruf A dan H digabung maka jadinya AH !!!
Ket: Brand kopi bisang
Nama Bisang menjadi populer akhir-akhir ini di Kab. Luwu
setelah menjadi sebuah rencana Pemerintah Daerah Luwu untuk memproduksi kopi
yang berasal dari daerah Ulusalu Kec. Latimojong dengan nama Kopi Bisang. Dalam
beberapa media Bupati Luwu Andi Mudzakkar akan menjadikan Kopi Bisang sebagai
salah satu prioritas hasil alam Kab. Luwu. Menurut Andi Mudzakkar hal ini
sebagai sebuah tindak lanjut dari tawaran investor Filipina. Sebelumnya Luwu
memamerkan Kopi Bisang ini dalam pameran hasil produksi pertanian dan perkebunan
di Kota Davao, Filipina.
Hal yang menarik, istilah
“Bisang” yang sedang populer dan menjadi nama dari kopi khas Kab. Luwu jika ditelususri terkait dengan beberapa hal diantaranya nama hewan, sisa tumbuhan, dan
nama kampung.
Bisang sebagai
nama hewan
Hewan bernama Bisang ini dianggap
sebagai endemik Sulawesi yang hampir punah yang hanya ada di Ulusalu kecamatan
Latimojong. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kadis Kehutanan dan Perkebunan
Kab. Luwu Hj. Basir dalam Website resmi Kab. Luwu http://luwukab.go.id/?p=820. Hj. Basir
menjelaskan Bisang merupakan hewan yang mirip kus kus beruang atau sering
disebut kuse yang memiliki kelebihan dari luwak/ musang dalam memilih kopi.
“Jika kopi luwak diperoleh dari kotoran
binatang luwak, maka kopi bisang ini diperoleh melalui gumoh atau muntahan
binatang bisang. Inilah salah satu perbedaan antara kopi luwak dan kopi bisang”
“Luwak itu memang hanya memilih jenis
kopi tertentu untuk dimakan. Begitupula Bisang. Namun kelebihan Bisang ini, ia
mampu membedakan mana kopi yang telah disemprot pestisida dan kopi yang masih
alami tanpa sentuhan pestisida. Ia lebih suka makan kopi yang masih alami. Juga
bisang ini, jika memuntahkan kopi hanya pada satu tempat saja, sementara Luwak
memilih tempat tertentu untuk buang kotoran”.
Bisang dalam sejarah
kerajaan Enrekang
Nama kampung Bisang sudah tak asing lagi
bagi masyarakat Enrekang. Kampung Bisang sudah ada ketika masa Enrekang masih
menjadi sebuah kerajaan di Sulawesi Selatan. Dari beberapa sumber yang di
telusuri tentang sejarah Enrekang. menyebutkan:
Penduduk asli di gunung Bambapuang ini tersebar ke Timur
daerah Duri, ke Selatan daerah Maiwa Sidenreng, ke Barat daerah Pinrang dan
Polmas ke Utara daerah Tana Toraja bertemu dengan penduduk asli disana yang
naik perahu melalui sungai saddang. Penduduk asli di Bambapuang ini membangun
Kampung Rura di sebelah timur gunung Bambapuang dan kampung Tinggallung di
sebelah baratnya. Dan penduduk kampung Rura dan Tinggallung membangun kampung
Papi, Kotu, Kaluppini, Bisang, Leoran, Tanete Carruk dan kampung-kampung
didaerah Maiwa, Duri, Pinrang, Binuang, Tanah Toraja bagian selatan.
Bisang dalam istilah masyarakat Latimojong
Masyarakat
Latimojong ternyata memiliki penjelasan sendiri tentang Bisang dalam aktivitas
mengambil biji kopi. Menurut salah satu masyarakat Latimojong yang sempat di
konfirmasi menjelaskan tentang dua cara dalam pengambilan biji kopi:
1 *Mekopi yaitu proses pengambilan biji kopi langsung dari
pohon atau pemetikan biji kopi.
2 *Mebisang yaitu proses pengumpulan biji kopi yang berada
ada diatas tanah. Biji kopi tersebut bisa dari buah kopi yang jatuh, muntahan
hewan, atau yang keluar bersama kotoran hewan.
“bisang itu
adalah nama untuk biji kopi yang jatuh ke tanah, apakah jatuh karena jatuh dengan
sendirinya dari pohon, jatuh dimakan burung, kuskus, tikus, monyet, dimuntahkan
hewan, termasuk yang ada di kotoran hewan kemudian di pungut warga” kata Muh.
Islam salah satu warga yang tinggal di Latimojong.
Islam
mencontohkan dengan percakapan dalam bentuk ajakan yang
berhubungan pengambilan kopi Mebisang.
“contohnya
jika kita mengajak orang memungut kopi “Anjo
ki mebisang” itu ajakan untuk memungut biji kopi yang jatuh dan berada
diatas tanah".
Bisang, Tarsius, dan Kuskus
|
Ket: Website Pemerintah
Kab. Luwu
Ket: Foto Kuskus
beruang pada website Pemda Luwu
Hasil penelusuran ciri-ciri yang diperlihatkan pada
gambar hewan di website Pemda Luwu lebih mengarah kepada salahsatu hewan
endemik sulawesi yang disebut Tarsius dengan nama ilmiah Tarsius dentatus. Adapaun
ciri-ciri Tarsius adalah Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang
istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki
mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu
pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu,
kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima
jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga
yang memiliki cakar yang digunakan untuk grooming.
Tarsius adalah hewan pemakan serangga dan beberapa hewan kecil lainnya.
Ket: Tarsius
Penelusuran tentang
klaim hewan bernama Bisang juga di dapatkan dari sebuah foto di bawah ini yang unggah oleh salah satu akun facebook pegawai Pemerintah Kab. Luwu:
Ket: Foto Hewan yang di
klaim sebagai Bisang
Penelusuran foto ini dengan pada beberapa
website hewan liar www.arkive.org mengarahkan foto hewan ini pada hewan endemik
Sulawesi yang di kenal dengan strigocuscus
celebensis atau lebih dikenal dengan Kuskus Kerdil yang merupakan Kuskus
terkecil di dunia dengan ciri-ciri adalah kecil, gerakan lambat, bulu coklat pucat
keputihan ,memiliki wajah pendek, dengan mata menonjol dan hidung telanjang tak
berbulu. Kaki memiliki lima jari, yang semuanya tajam, kecuali ibu jari kaki
belakangnya. Jari-jari kaki dengan kuku
besar terdapat pada jari-jari kaki yang
tersisa dari kaki belakang, seperti dua yang pertama jari kaki depan untuk tiga
lainnya. Hal ini memungkinkan kuskus untuk berpegang pada dahan. Kuskus kerdil
ini adalah hewan pemakan daun, jamur, buah dll.
Kesimpulan
Secara
istilah Bisang bukanlah nama hewan tapi biji kopi yang terjatuh ke tanah oleh
berbagai sebab yang kemudian dipungut oleh orang-orang di Latimojong untuk
dikonsumsi. Klaim bisang sebagai hewan jika dilihat ciri-ciri justru mengarah
kepada 2 hewan endemik Sulawesi yaitu Tarsius dan Kuskus. Sesuai klasifikasi
terdapat terdapat 7 jenis Tarsius di pulau Sulawesi yaitu Tarsius Sulawesi: Tarsius
tarsier, Tarsius Dian: Tarsius dentatus, Tarsius Lariang: Tarsius lariang, Tarsius Peleng: Tarsius
pelengensis, Tarsius Sangihe: Tarsius
sangirensis, Tarsius Siau: Tarsius tumpara, Tarsius Kerdil: Tarsius pumilus. Sementara Kuskus terdapat 2 jenis di pulau
Sulawesi yaitu Kuskus Beruang/ kuse merupakan kuskus terbesar di dunia dan
Kuskus Kerdil merupakan kuskus terkecil di dunia.
Brand yang menarik :)
BalasHapusBungkus yang bagus, Tapi rusak karna "BISANG" ternyata bukan hewan hehehehe. Jangan mau terkenal dengan cara mengalihkan makna dari "BISANG"
HapusAdakah yg bs mnjamin kehalalan kopi yg dipungut ini andai kata dimuntahkn oleh binatang lain...klo sblumx tnpa ada budidaya dan penangkaran hewan yg anda mksd...
Hapushehehe...
apalgi tdk ada penelitian sblumx tntang penyebaran dan daya produksi kopi melalui hewan ini...
jd jgn mimpi trlalu dini dl utk jadikan komoditi...
Adakah yg bs mnjamin kehalalan kopi yg dipungut ini andai kata dimuntahkn oleh binatang lain...klo sblumx tnpa ada budidaya dan penangkaran hewan yg anda mksd...
Hapushehehe...
apalgi tdk ada penelitian sblumx tntang penyebaran dan daya produksi kopi melalui hewan ini...
jd jgn mimpi trlalu dini dl utk jadikan komoditi...
Warkop Mild ini bukan masalah Halal dan Haram namun ada makna yang coba di hilangkan. Masalah untuk menjadi Kopi Latimojong sebagai komoditi utama Kab. Luwu harus di dukung. Maaf bung ijin share : http://ceritaacp.blogspot.com/2015/03/kopi-bisang-bumerang-baru-pencitraan.html
HapusMakanan dan minuman jangan lihat sejarahx tp rasanya. Itu yg penting. Namanya cukup branded mnurut saya. Dan kontroverdinya yg akn membuat kopi ini terkenal :)
BalasHapusKalau sudah ketahuan berbohong atas nama merek tidak usah lagi di banggakan, kontroversi itu jika belum jelas mana benar dan salah tapi di artikel ini sudah jelas kebohongan jika Bisang adalah hewan yang sebenarnya bukan hewan hehehehe
Hapuspembohongan publik neh....
Hapusklo di ulu salu utk taste sprti ini dkenal dgn kopi remaja ato arabika...
ideal utk nikmati taste high premium hanya diketinggian 1000-2000 mdpl
sbnrx kopi bisang yg anda nikmati tak lain hax kopi jenis arabika...
klo mau taste yg sbnrx hax ada di #WarkopLampuMerahBelopa hehehe...
jd jgn brani bcara kopi bisang klo anda tdk tahu proses kopi ini dr awal pengambilan, pengolahan roasted smpai penyajian kopi bisang ini.....
pembohongan publik neh....
Hapusklo di ulu salu utk taste sprti ini dkenal dgn kopi remaja ato arabika...
ideal utk nikmati taste high premium hanya diketinggian 1000-2000 mdpl
sbnrx kopi bisang yg anda nikmati tak lain hax kopi jenis arabika...
klo mau taste yg sbnrx hax ada di #WarkopLampuMerahBelopa hehehe...
jd jgn brani bcara kopi bisang klo anda tdk tahu proses kopi ini dr awal pengambilan, pengolahan roasted smpai penyajian kopi bisang ini.....
Kita juga tahu itu adalah kopi ARABIKA namun pada persoalan pemberian label bukan menghilangkan makna dari BISANG yang arti sebenarnya memungut menjadi sebuah nama hewan. itu dia masalahnya. WARKOP Lampu merah.., aduh jangan mengkritik produklah pak hanya untuk mempromosikan warkop bapak. hehehee
HapusMungkin ini juga bisa jadi refrensi bro: http://ceritaacp.blogspot.com/2015/03/kopi-bisang-bumerang-baru-pencitraan.html
Hapus