Dalam reses yang dilakukan oleh
Anggota DPRD Luwu Baso. SH di kecamatan Bajo barat menemukan beberapa persoalan
pembangunan di Bajo barat. Pengurus PABLIK turut pula dalam reses tersebut. Diantara
masalah yang ditemukan tersebut adalah pembangunan saluran irigasi, kekurangan
Ruang Kelas Belajar (RKB) pada SDN Saronda, dan pasar Sampeang yang tidak
pernah difungsikan.
Ket: Pondasi saluran irigasi yang
lebih tinggi dari rumah warga
Saluran Irigasi yang mulai
dibangun mulai dari bendungan lekopini bonelemo ini rencananya akan mengairi
persawahan di beberapa desa bajo barat seperti Saronda, Tumbubara, dan
Sampeang. Persoalan yang di temukan adalah saluran irigasi yang terletak
dipinggir jalan lebih tinggi daripada rumah warga dan jalan. Hal ini
mengakibatkan jika terjadi hujan air akan tertampung merendam rumah warga dan
jalan raya. Hal ini jelas akan menyebabkan kerusakan jalan raya. Saat ini pembangunannya sudah berada di desa Tumbubara.
Pengurus PABLIK Kahar yang turut
serta dalam reses itu mengatakan terdapat pembangunan yang tujuannya fositif
namun tanpa pertimbangan akan ada akibat lain yang ditimbulkan yang berdampak
negatif bagi warga dan infrastruktur.
“jika trerjadi hujan lebat kita
melihat kondisi pondasi irigasi lebih tinggi dari jalan raya dan halaman rumah
warga dapat dipastikan rumah dan jalan raya akan terendam air, karna tak ada
saluran unutk air hujan ke saluran irigasi, saat musim hujan saja jalanan sudah
rusak parah bagaimana jika sudah terendam air”.
Walau tidak semua tempat akan
mengalami namun hal ini perlu menjadi perhatian pihak kontraktor, konsultan,
dan pengawas peroyek. Selain itu terdapat juga galian saluran irigasi yang
sangat rendah. Selain itu keterangan beberapa warga desa Tumbubara proses
pembangunan saluran irigasi telah mengalami beberapakali perubahan rencana
terhadap lokasi tanah masyarakat yang akan dilewati lokasi pembangunan.
Ket: Kondisi ruangan belajar Kelas I
SDN Saronda
Sementara itu di SDN Saronda di
temukan ruang kelas belajar yang sangat tidak layak. Ruang belajar kelas I ini
beratap seng yang sudah reot, dinidng papan yang sudah rapu bahkan ada beberapa
yang sudah lepas hingga dinding berlubang, ditambah lagi masih berlantai tanah.
Hal ini menimbilkan keheranan
Anggota DPRD Luwu Baso SH. Legioslator Partai Gerindra ini heran, karna selama
ini begitu banyak anggaran daerah untuk perbaikan sekolah dan pembangunan
sekolah-sekolah baru namun 1 tempat sama sekali tidak mendapat perhatian.
“selama ini selalu ada anggaran
untuk rehab sekolah bahkan bahkan dianggarkan pembangunan sekolah-sekolah baru
namuan mengapa ruang RKB di SDN Saronda ini bisa tidak diperhatikan”.
Sementara itu Pasar di desa Sampeang
yang telah beberapa tahun lamanya selesai di bangun tidak pernah di fungsikan. Tapak
bangunan pasar sudah mulai rusak pada
bagian plavon. Selain itu di temukan pula tiang tengah bangunan yang hanya
berdiri tanpa tersambung dengan kuda-kuda atap bangunan. Hal ini jelas
menjadikan kwalitas bangunan tidak sesuai di harapkan.